Bau Polusi Udara Menyengat Diduga dari Pabrik Pakan Ternak PT New Hope Sangat Mengganggu
Tangerang, -- Penyebab bau tidak sedap yang dihasilkan oleh polutan yang diduga dari pabrik pakan ternak PT New Hope dapat dikategorikan ke dalam beberapa aspek penting. Pertama, bahan baku dan proses produksi memainkan peran krusial dalam menciptakan bau yang tidak diinginkan.
Menurut Saepudin Juhri, Ketua LSM MAPAN, bahkan penggunaan bahan baku pakan ternak jika ada yang sudah mengalami pembusukan, dapat menyebabkan emisi bau yang menyengat, jika proses pengolahan tidak dilakukan dengan benar, seperti pengaturan suhu yang tidak sesuai, hal ini juga dapat berkontribusi pada timbulnya bau.
“Penggunaan bahan tambahan yang tidak tepat atau tidak sesuai dengan standar juga dapat memperburuk situasi ini,” ujar Juhri. Jum'at (03/1/25)
Selanjutnya, Juhri mengungkapkan bahwa sumber polusi yang dihasilkan oleh pabrik ini mencakup emisi gas berbahaya seperti amonia (NH3), hidrogen sulfida (H2S), dan metana (CH4).
“ Selain gas, partikel halus seperti debu dan abu juga menjadi penyebab pencemaran udara yang signifikan. Limbah cair dan padat yang tidak dikelola dengan baik dapat menambah beban pencemaran, sementara penggunaan pestisida dan bahan kimia lainnya tanpa pengawasan yang ketat dapat memperburuk kualitas lingkungan sekitar,”jelasnya.
Hal yang sama juga disampaikan Hadi Hartono, seorang warga desa Sumur Bandung bahwa bau tak sedap dari polusi udara dari pabrik pakan ternak PT New Hope sangat mengganggu.
Hal ini bisa disebabkan faktor operasional yang juga berkontribusi terhadap masalah bau ini. Kurangnya perawatan dan pemeliharaan peralatan dapat menyebabkan kerusakan yang berujung pada emisi bau yang lebih tinggi.
Selain itu, Hadi mengatakan bahwa tidak adanya sistem pengendalian emisi yang efektif dapat memperburuk dampak negatif terhadap lingkungan.
“ Faktor lingkungan, seperti lokasi pabrik yang berdekatan dengan pemukiman, kurangnya vegetasi yang dapat menyerap polusi, serta kondisi cuaca yang mempengaruhi penyebaran polusi, juga menjadi elemen penting yang perlu diperhatikan,” jelasnya.
Untuk mengatasi masalah bau tidak sedap yang dihadapi, Hadi menyarankan agar PT New Hope perlu mengambil beberapa langkah strategis. Pertama, perusahaan harus fokus pada peningkatan kualitas bahan baku yang digunakan dalam proses produksi. Dengan memastikan bahwa bahan baku yang digunakan memenuhi standar tinggi, diharapkan dapat mengurangi potensi timbulnya bau yang tidak diinginkan. Selain itu, optimasi proses produksi juga menjadi kunci, di mana setiap tahapan produksi harus dievaluasi dan disempurnakan agar lebih efisien dan ramah lingkungan, ungkapnya.
“Pengawasan kualitas yang lebih ketat perlu diterapkan dalam setiap aspek produksi. Hal ini mencakup pemeriksaan rutin terhadap produk yang dihasilkan serta proses yang dilakukan, untuk memastikan bahwa tidak ada faktor yang dapat menyebabkan timbulnya bau tidak sedap,” lanjutnya.
Selain itu, Hadi menjelaskan implementasi sistem pengendalian emisi yang efektif juga sangat penting. Dengan sistem ini, emisi yang dihasilkan selama proses produksi dapat diminimalisir, sehingga dampak negatif terhadap lingkungan dapat dikurangi.
“Pemeliharaan peralatan secara teratur harus menjadi bagian dari rencana jangka panjang perusahaan. Peralatan yang terawat dengan baik akan berfungsi lebih optimal dan mengurangi risiko terjadinya masalah yang dapat menyebabkan bau tidak sedap, Dalam konteks ini, PT New Hope juga harus mematuhi berbagai standar dan regulasi yang berlaku, seperti Peraturan Pemerintah No. 18 Tahun 2009 tentang Pencemaran Udara dan Peraturan Menteri Lingkungan Hidup dan Kehutanan No. 104 Tahun 2017, serta Standar Nasional Indonesia (SNI) yang berkaitan dengan pakan ternak dan pengelolaan limbah. Dengan langkah-langkah ini, diharapkan PT New Hope dapat mengatasi masalah bau tidak sedap secara efektif dan berkelanjutan,” pungkasnya.(Deki)
Posting Komentar