Tampilkan postingan dengan label Nusa Dua. Tampilkan semua postingan
Tampilkan postingan dengan label Nusa Dua. Tampilkan semua postingan

Parliamentary Meeting World Water Forum ke-10, Komitmen Parlemen terhadap Air

Mei 21, 2024

 



Nusa Dua, 21 Mei 2024  -- Ketua Inter-Parliamentary Union (IPU) sekaligus Ketua DPR Republik Indonesia Puan Maharani menegaskan bahwa parlemen berkomitmen dan siap mendukung setiap agenda mengenai ketahanan air. Isu air akan menjadi prioritas parlemen di dalam negeri maupun melalui diplomasi parlemen.


“Forum ini menjadi kesempatan untuk memperlihatkan komitmen Indonesia kepada dunia dalam merawat dan mengelola air untuk kesejahteraan,” kata Puan Maharani, dalam pembukaan Parliamentary Meeting on The Occasion gelaran World Water Forum ke-10, di Bali Nusa Dua Convention Center (BNDCC), pada Senin (20/5/2024).


Parliamentary Meeting World Water Forum ke-10 mengangkat tema “Mobilizing Parliamentary Action on Water for Shared Prosperity” atau Memobilisasi Aksi Parlementer mengenai Air untuk Kesejahteraan Bersama. Melalui tema ini, anggota parlemen dari seluruh dunia akan berkesempatan mengambil langkah untuk mengatasi krisis dan kelangkaan air.


Menurut Puan Maharani, ada beberapa isu substantif yang akan dibahas dalam pertemuan parlemen dunia. Salah satunya adalah bagaimana air sebagai jawaban untuk mencapai pembangunan berkelanjutan, mengingat permasalahan air menjadi salah satu agenda dalam tujuan pembangunan berkelanjutan atau Sustainable Development Goals (SDGs).


Kemudian, pertemuan tersebut juga akan membahas praktik inovatif untuk akses air yang inklusif dan adil, air sebagai inti dari aksi iklim, serta diplomasi air, kerja sama, dan ilmu pengetahuan untuk perdamaian.


Dalam kesempatan yang sama, Presiden World Water Council Loïc Fauchon menegaskan bahwa upaya menjadikan air sebagai sarana menuju kemakmuran bersama memerlukan perjuangan. Loïc mengajak semua orang menjadi Pejuang Air (Water Warrior) untuk menggerakkan upaya agar air menjadi sumber kemakmuran. “Saya mengajak semua menjadi Pejuang Air, khususnya masyarakat Indonesia,” kata Loïc.


Setelah itu, pertemuan parlemen akan menggelar sidang pleno pertama bertajuk akses terhadap air dan sanitasi. Anggota DPR, Puteri Komaruddin, akan menjadi moderator pada sidang ini, dengan pembicara Federico Properzi, Chief Technical Advisor UN-Water, dan Sareen Malik, Executive Secretary African Civil Society Network for Water and Sanitation (ANEW).


Parliamentary Meeting merupakan bagian dari sesi politik World Water Forum ke-10. World Water Forum ke-10 dilaksanakan di Nusa Dua, Bali, pada 18--25 Mei 2024 dengan tema besar "Air untuk Kesejahteraan Bersama" atau "Water for Shared Prosperity".


Terdapat enam subtema yang terdiri dari Ketahanan dan Kesejahteraan Air; Air untuk Manusia dan Alam; Pengurangan dan Manajemen Risiko Bencana; Tata Kelola, Kerja Sama dan Diplomasi Air; Pembiayaan Air Berkelanjutan; serta Pengetahuan dan Inovasi. (Yandi/Ayu Sulistyowati/Senja/Elvira Inda Sari)

Pesona Tenun Warisan Kesultanan Tidore di KTT G20

November 18, 2022




NUSA DUA -- Pesona Tenun Warisan Kesultanan Puluhan tamu VVIP di gelaran Presidensi G20 Indonesia 2022 tampil dengan kain tenun Tidore yang indah. Salah satu pemakainya adalah Menteri Keuangan Sri Mulyani Indrawati yang mengenakan tenun berwarna kuning keemasan bermotif warisan leluhur Kesultanan Tidore. 


"Yang dipakai Ibu Sri Mulyani itu amo warna gold. Warna khas kesultanan. Amo ini buah. Kalau di sini buah sukun. Manis rasanya. Maknanya setiap orang harus bisa memberikan hasil yang manis dari yang dia punya," jelas Anita Gathmir pemilik Usaha Mikro, Kecil dan Menengah (UMKM) Rumah Tenun ketika ditemui Tim Media dan Komunikasi G20, Kamis (17/11/2022). 


Tidak hanya motif amo, ada beberapa motif lainnya yang juga dipakai oleh para delegasi G20. Ada jodati, motif seperti kubus dengan titik-titik di dalamnya yang berarti ketulusan hati. Lalu motif barakati. Pada motif ini tergambar mahkota menghadap atas bawah dan kubus yang menunjukkan arah barat, utara, timur, dan selatan.


“Mahkota itu pemimpin. Barat, timur, utara, selatan itu menunjukkan masyarakat di semua wilayah. Ada titik-titik itu artinya hujan rejeki. Jadi artinya pemimpin yang melindungi masyarakatnya, memberikan rezeki ke masyarakat,” ucapnya.


Selain itu, ada pula motif Marasante yang dalam bahasa Indonesia berarti keberanian. Motif ini dikenakan Koordinator Tim Asistensi Kemitraan G20 Wishnutama. Keberanian yang disimbolkan dengan tenun yang menyerupai gelombang laut dan jilatan api.


“Motif ini mengajari kita soal perjuangan mengusir penjajah. Dulu Sultan Luku mencontohkan bisa mengusir penjajah tanpa pertumpahan darah. Hadi kami mencontoh dia berjuang dengan diplomasi,” terang perempuan yang masih keturunan Kesultanan Tidore ini.


Terakhir adalah motif Tobaru. Diambil dari motif kain tua yang datanya Anita terima dari seorang teman yang merupakan dosen sejarah di Universitas Khairun (Unkhair) Tidore, berupa foto lama soal Tobaru. Di dalam foto tersebut ternyata ada motif Tobaru. 


Motif ini terinspirasi dari cerita tradisional di Halmahera bernama Tobaru yang mengisahkan hubungan antara masyarakat Tidore dengan wilayah lain. 


“Di dalam motif memang kelihatan ada seperti rantai. Bercerita tentang motif Tobaru serupa dengan KTT G20. Bagaimana keterikatan satu sama lain karena  orang itu kan tidak bisa hidup sendiri, harus saling bantu,” imbuhnya.


Harga kain tenun Tidore ini berkisar Rp500 ribu hingga Rp2 juta. Rata-rata untuk satu kain tenun butuh pengerjaan selama dua bulan. 


“Khusus untuk acara  KTT G20 saya mendapat pesanan 30 lembar kain tenun dari Kementerian Keuangan dengan total harga Rp19 juta. Sementara untuk omset bulanan sebesar Rp40-45,” tuturnya. 


*Kekayaan yang Sudah Lama Hilang*


Anita menjelaskan, Rumah Tenun mulai memproduksi kain sejak 2018. Berangkat dari rasa kehilangan Anita akan kekayaan kain dari leluhurnya. Ia mengawalinya dengan mencari foto koleksi kesultanan dan menanyakan ke sejumlah orang tua soal kain tenun tersebut.


“Kalau orang-orang seumuran saya 40-50 tahun tidak banyak yang tahu. Bahkan mereka bilang Tidore tidak punya kain. Tapi kalau umur 80 ditanyain hampir semua tahu bahwa kita punya. Di Tidore anak-anak muda kita libatkan untuk mencari. Dapatlah foto hitam putih dari arsip Belanda,” katanya.


Bukan sesuatu yang mudah untuk menghidupkan lagi kekayaan Tidore yang nyaris terlupakan. Membangun ini, kata Anita, butuh perjuangan dan niat tulus untuk menghidupkan budaya Tidore yang sudah lama hilang. Menumbuhkan rasa tanggung jawab menjaga warisan budaya Tidore menjadi cita-citanya.


“Tidore itu kan kampung kecil yang tidak ada kegiatan usaha selain jadi PNS, petani pala, cengkeh, nelayan. PR aku untuk meyakinkan orang di sana bahwa sebenarnya kerjaan bukan cuma PNS,” ungkapnya.


Ia mengisahkan butuh perjuangan tersendiri untuk menyakinkan anak-anak muda ini terlibat di Rumah Tenun. Apalagi sebagian orang tua di Tidore kerap memarahi anaknya yang belajar menenun karena dianggap tidak memiliki masa depan yang cerah. 


Tetapi dirinya tidak pantang menyerah. Ia menceritakan, suatu hari dirinya menerima undangan menjadi pembicara dan mendelegasikannya kepada Wani, salah satu tim Rumah Tenun. Ini menjadi kesempatan Anita untuk membuka pikiran, meyakinkan bahwa di Rumah Tenun tak hanya sekadar bekerja tapi ada pelestarian budaya di dalamnya. 


“Dia itu selesai kuliah gak jelas mau ngapain. Masuk Rumah Tenun kayak ikut-ikutan. Jadi pas ada pelatihan, saya minta dia Wani yang ikut. Sekarang dia mampu bicara di publik dan jadi contoh UKM se-Maluku Utara. Dia cerita sambil nangis di telepon bilang bangga,” ujar Anita.


Tahun 2018, Anita mendapatkan pembiayaan dari Bank Indonesia. Dari sini mereka mulai menjual kain tenun. Hasil penjualan Anita serahkan sepenuhnya kepada penenun. 


Saat kain tenun produksinya dipakai oleh sejumlah delegasi KTT G20, tentu menjadi kebanggaan tersendiri bagi Rumah Tenun. Ia bercerita ketika dirinya membagikan foto para menteri berbalut kain tenun Tidore kepada anak-anak penenun, mereka bersorak gembira. 


Demi memotivasi para penenun untuk terlibat melestarikan budaya, Rumah Tenun pun memberikan sejumlah fasilitas. Membuat koperasi simpan pinjam bagi para penenun dan sedang mempersiapkan dana pensiun bagi mereka.(*/Red) 

Jalan Pintas Memopulerkan Produk Indonesia ke Dunia Lewat KTT G20

November 18, 2022




Nusa Dua --  Ada banyak kisah di balik gelaran Presidensi G20 Indonesia 2022. Salah satunya adalah ajang Future SME's Village yang digelar pada 10-19 November di Bali Collection, ITDC Nusa Dua. 18 November 2022.


Kegiatan berskala internasional itu tak luput dari proses panjang segenap pihak guna kesuksesan setiap event dalam rangkaian G20. Itu adalah wujud nyata gotong royong lintas profesi. Ajang KTT G20 diyakini bisa menjadi jalan pintas produk lokal  Indonesia menjadi terkenal.


“Bali Collection sejak sebelum  pandemi itu tidak bagus kondisinya. Area seluas 8 hektar itu kosong. Hanya ada Sogo dan Starbuck dalam 3-5 tahun terakhir. Itu permintaan Pak Jokowi, nanti G20 jangan sampai tempat ini sepi,” ujar Direktur utama SMESCO Leonard Theosabrata kepada Tim Komunikasi dan Media G20 di sela gelaran KTT.


Future SME Village memang dijadikan pusat berkumpul para delegasi G20 agar bisa berinteraksi di sela-sela penyelenggaraan KTT G20, sembari menikmati ragam produk nusantara. Para delegasi dapat menikmati _Future Mobility, Future Craft, Future Fashion, Future Food,_ dan _Future Wellness,_ serta berbagai pertunjukan seni tradisional dan kontemporer serta arsitektur berbahan bambu dalam acara ini.


Bukan pekerjaan mudah untuk membangun kembali tempat yang tak lagi diminati pengunjung. Yang terpikirkan oleh dirinya saat itu adalah bagaimana menciptakan keramaian di area Bali Collection. Berbekal pengalaman panjang membuat event, ia mencetuskan ide untuk membuat _pop up event_ Pasar Nusa Dua. 


Sejumlah petinggi diajak bicara oleh Leo untuk menghidupkan Pasar Nusa Dua dengan anggaran minim.  “Awalnya tidak masuk agenda _side event._ Kami bicara hampir setahun lalu. Saya bikin rencananya dengan harapan bisa mendatangkan traffic yang akan memberikan kepercayaan terhadap calon tenant yang tadinya enggak mau buka, jadi buka,” kata Leonard.


Langkah itu terbukti membawa hasil. Pengunjung selalu membludak di acara yang digelar selama tiga hari itu.


Pasar Nusa Dua pertama diadakan pada Mei 2022 dengan 33 tenant dan berhasil mendatangkan 3.500 pengunjung. Lalu digelar Pasar Nusa kedua yang digelar akhir September lalu selama lima hari mampu mendatangkan lebih banyak pengunjung.Tercatat jumlah pengunjung mencapai 10.000 orang. Bahkan ada satu UMKM produsen batik binaan Bank Indonesia yang memiliki omset Rp170 juta sehari. Ini menunjukkan potensi pasar dan peluang yang ada. 


“Saya bilang ke Presoden, intinya nanti G20 ini kelihatan seperti mal yang sudah buka 80 persen. Dan saya memenuhi janji itu. Kalau saya dikasih budget lebih pasti bisa lebih bagus lagi,” ujarnya. 


Ia menjelaskan Future MSE Village adalah hasil kolaborasi dengan banyak stakeholders. Mulai dari kementerian, lembaga, instansi, organisasi hingga private sector. Dengan dukungan dari semua pihak, akhirnya side event yang mengedepankan kearifan lokal Indonesia ini terselenggara dengan baik. 


Menurut Leonard, salah satu tujuan acara ini adalah untuk menunjukkan kepada para delegasi G20 bahwa Indonesia memiliki berbagai  produk lokal yang tidak kalah bersaing dengan produk-produk dari mancanegara. Satu hal yang perlu digaris bawahi adalah Indonesia harus menunjukkan potensi dan kekayaan alam yang dimiliki kepada dunia. 


“Future SME Village bicara mengenai _real sector: fashion, food, craft, mobility,_ sama _wellness._ Kenapa _wellness_ ada? Kutus-kutus, misalnya, omsetnya Rp1,5 triliun setahun.  Real, cash, sumber dayanya ada, mempekerjakan orang, dipakai banyak orang, ada benefit kesehatan, fitofarmaka. Ada semua,” katanya.


Gelaran Future SME’s Village, terang Leonard, menjadi showcase bagi produk-produk lokal Indonesia sekaligus sebagai branding bahwa Indonesia memiliki produk yang bagus dan bisa bersaing di pasar global. Lewat ajang G20, diharapkan bisa menarik pembeli baru sehingga produk lokal bisa mendunia dan memberi kebanggaan bagi Indonesia.


*Smesco Hub Timur*


Selain Future SME’s Village, Leonard juga membangun Smesco Hub Timur sebagai wadah informasi produk-produk lokal khususnya bagian Indonesia timur. Kenapa Indonesia Timur? Karena selama ini potensi yang ada di bagian timur Indonesia belum begitu tergarap dibandingkan dengan bagian barat.  


Dilansir dari laman Smesco, dengan  ruangan seluas 800 m2, Smesco Hub Timur akan menjadi pusat trading dan investasi sehingga dapat menyerap produk-produk wilayah timur Indonesia untuk tujuan pasar ekspor dengan branding “Made in Bali” for the world. 


Di sini, tersedia dashboard aplikasi yang diletakkan di samping kiri pintu masuk Smesco Hub Timur. Para calon investor atau pembeli bisa melihat detail jenis-jenis produk yang tersedia berdasarkan kategori mulai dari makanan, produk herbal hingga fesyen.


“Kami juga menyediakan showcase berbagai produk lokal Indonesia, kami sediakan booth masing-masing provinsi khususnya di Indonesia Timur sehingga calon pembeli bisa melihat langsung,” terang Leo. 


Ia menjelaskan selama ini pasar ekspor produk UMKM masih didominasi oleh para pelaku usaha kecil di Indonesia bagian barat. Padahal, potensi yang dimiliki dari berbagai produk dari timur Indonesia juga memiliki kualitas yang sama bagusnya. 


Setelah gelaran G20 rampung, prototipe Future SME’s Village di kawasan Bali Collection akan dijadikan  permanen. Smesco, kata Leo, akan terus mendorong UMKM yang sudah merasakan manfaatnya membuka booth  di Nusa Dua untuk membuka toko.


“Kami sudah bicara dengan Dirut ITDC, dengan Pak Teten juga setelah ini gimana. Yuk  dijadikan  lebih permanen, lebih kuat lagi, bahkan kita mau naikin jadi premium,” terang Leo.  


Soal Presidensi G20 Indonesia 2022 Leonard mengatakan pemerintah telah melakukan yang terbaik untuk kesuksesan penyelenggaraan KTT. 


“Saya yakin pemerintah telah melakukan persiapan yang matang sehingga ajang G20 berjalan dengan baik. Kami semua memberikan yang terbaik untuk kesuksesan acara ini,” pungkasnya.(*/Red) 

Keberhasilan Pelaksanaan IPU Diharapkan Jadi Promosi Indonesia Aman Covid-19

Maret 26, 2022

 



NUSA DUA, BHINNEKANEWS71.COM – Penerapan prosedur kesehatan yang ketat dan sertifikasi Cleanliness, Health, Safety and Environment Sustainability (CHSE) yang wajib dimiliki oleh semua hotel menjadi landasan pelaksanaan Sidang Umum Inter Parliamentary Union (IPU) ke-144 yang digelar di Bali International Convention Center pada 20-24 Maret 2022. 


CHSE merupakan program pemerintah untuk penerapan protokol kesehatan yang berbasis pada Cleanliness (Kebersihan), Health (Kesehatan), Safety (Keamanan), dan Environment Sustainability (Kelestarian Lingkungan). Penerapan program ini adalah dengan melakukan sertifikasi CHSE untuk para pelaku usaha di industri pariwisata dan ekonomi kreatif untuk memberikan jaminan pada masyarakat bahwa produk dan pelayanan yang diberikan telah memenuhi protokol kebersihan, kesehatan, keselamatan, dan kelestarian lingkungan.


Lancarnya pelaksanaan acara yang dihadiri oleh 133 delegasi negara anggota IPU ini membawa rasa optimisme bagi pelaku pariwisata di Bali, khususnya di kawasan Nusa Dua di mana Sidang Umum IPU digelar.   "Keberhasilan pelaksanaan IPU di Kawasan The Nusa Dua diharapkan menjadi momentum promosi bagi negara-negara peserta bahwa Indonesia dan Bali khususnya sudah mampu kembali melaksanakan kegiatan berskala international pada saat belum tuntasnya kondisi pandemi covid-19," I Gusti Ngurah Ardita, Managing Director The Nusa Dua yang merupakan bagian dari Indonesia Tourism Development Corporation (ITDC) mengatakan.



Keberhasilan ini, kata Ardita, diharapkan dapat memberikan keyakinan kepada negara-negara yang menjadi market potensial pariwisata Indonesia untuk dapat kembali melaksanakan perjalanan wisatanya ke Bali. Sabtu (23 Maret 2022).


Penerapan protokol kesehatan dan CHSE ini mendapat apresiasi tinggi dari delegasi World Health Organization (WHO) yang juga turut hadir dalam penyelenggaraan Sidang Umum IPU ini. "Saya yakin Indonesia melakukan begitu banyak upaya agar COVID tidak menyebar selama pelaksanaan acara yang dihadiri cukup banyak orang ini. Dari mulai menyediakan tes COVID untuk seluruh delegasi, mewajibkan pemakaian masker, menyediakan hand sanitizer di berbagai titik, menyiapkan tempat cuci tangan dan terus menerus mengingatkan untuk menjaga jarak. Hal ini membuat kami yang hadir merasa nyaman dan aman," Stella Chungong, Direktur Health Security Preparedness, WHO, mengatakan.


Menurut data dari The Nusa Dua ITDC, selama penyelenggaraan IPU, terjadi peningkatan signifikan terhadap tingkat hunian hotel The Westin dan hotel-hotel do sekitarnya. "Sidang Inter Parlemen Union yang dihadiri lebih dari 1000 peserta dari 133 negara berkontribusi hingga 90 persen terhadap tingkat hunian hotel di The Westin dan jumlah booking rooms kawasan The Nusa Dua," Ardita mengungkapkan. 


Selain di The Westin Nusa Dua yang letaknya terhubung dan berada dalam satu area dengan Bali International Convention Center ini kenaikan tingkat hunian, dikatakan Ardita terutama terjadi pada hotel-hotel resmi yang menjadi pendukung sidang IPU.   


Dalam data yang diberikan, secara keseluruhan, total jumlah kamar yang terisi di masing-masing hotel resmi IPU itu mencapai 754 kamar dengan perincian, The Westin mencapai 300 kamar,  The Laguna, 38 kamar, Courtyard, 30 kamar, St Regis, 49 rooms, . Melia Bali 173, Nusa Dua Beach Hotel, 164 kamar. Angka itu tentu akan jadi lebih besar bila ditambah dengan kenaikan tingkat hunian hotel yang tidak menjadi mitra resmi  IPU. 


Pihak The Westin yang juga mengelola Bali International Convention Center (BICC), melalui Director of Sales and Marketing Saraswati Subadia, mengaku sangat bangga bisa dipercaya menjadi lokasi acara sidang umum IPU di masa pandemi. Pengamanan, penyediaan tempat, protokol kesehatan, penyediaan makanan dan masih banyak lagi hal lain, dopersiapkan secara saksama oleh Tim The Westin. "Perbedaan yang kami rasakan dalam mempersiapkan ajang konferensi sebelum dan sesudah pandemic adalah sangat utama untuk penerapan protokol kesehatan yang sangat diperhatikan," katanya.  


Makin meratanya pemberian vaksin dua dosis serta dimulainya vaksin dosis ketiga serta penghapusan kebijakan karantina serta kewajiban melakukan tes PCR kala bepergian tampaknya menggerakkan lagi roda pariwisata di Pulau Dewata. Kedatangan para delegasi IPU turut pula menambah laju pergerakan pariwisata itu. Menurut Ardita, hal tersebut dapat dilihat dari tingkat kedatangan di Bandara International Ngurah Rai yang telah mencapi 12.471 kedatangan domestik dan international dan occupancy tertinggi kawasan The Nusa Dua mencapai 48.55% pada tgl 20 maret 2022 yang merupakan hari pembukaan Sidang Umum IPU. 


"Dengan pelaksanaan IPU 2022 di kawasan The Nusa Dua diharapkan dapat menjadikan pilihan untuk penyelenggaraan event MICE lainnya di kawasan The Nusa Dua karena kawasan The Nusa Dua dan seluruh tenant yang ada di kawasan telah memiliki dan mengimplementasikan SOP covid-19 serta sertifikasi CHSE," Ardita menandaskan.(Red) 

Formulir Kontak

Nama

Email *

Pesan *