Tampilkan postingan dengan label opini. Tampilkan semua postingan
Tampilkan postingan dengan label opini. Tampilkan semua postingan

Pembinaan Keberlanjutan pada Mitra Panti Anak Mentawai dan Yatim H. Syafri Moesa untuk Tumbuh Kembang dengan Usaha Peternakan Ayam di Kelurahan Bandar Buat, Kecamatan Lubuk Kilangan Kota Padang, 2024

November 15, 2024


Oleh : Baharuddin, MT

Padang, 7 November 2024 – Departemen Teknik Elektro, Fakultas Teknik, Universitas Andalas melaksanakan kegiatan pengabdian masyarakat dengan judul "Pembinaan Keberlanjutan pada Mitra Panti Anak Mentawai dan Yatim H. Syafri Moesa untuk Tumbuh Kembang dengan Usaha Peternakan Ayam di Kelurahan Bandar Buat, Kecamatan Lubuk Kilangan Kota Padang, 2024." Kegiatan ini diinisiasi dan dipimpin oleh Baharuddin, M.T., yang bertindak sebagai ketua program pengabdian masyarakat ini. Program ini dirancang untuk memberikan dampak positif bagi Panti Anak Mentawai dan Yatim dalam hal pengembangan usaha yang mereka kelola.

Dalam kegiatan ini, Baharuddin, M.T. didampingi oleh dosen-dosen lain dari Departemen Teknik Elektro, yaitu Riko Novendra, M.T., dan Rizki Wahyu Pratama, M.T. Mereka bekerja sama untuk memberikan pendampingan yang berfokus pada pengembangan keterampilan dan manajemen usaha bagi para pengelola panti. Tidak hanya dosen, kegiatan ini juga melibatkan mahasiswa program sarjana Teknik Elektro, di antaranya Ilhamdy Ibnu Harvi, Rhakasafiq Qasthalani Renindra, Rizky Firmansyah, Imam, dan Renaldi Kapri Utama.

Kegiatan pembinaan ini dihadiri langsung oleh H. Syafri Moesa, ketua dari Panti Anak Mentawai dan Yatim, beserta seluruh penghuni panti yang antusias menyambut kedatangan tim dari Universitas Andalas. Bapak H. Syafri Moesa menyampaikan harapannya agar melalui kegiatan pembinaan ini, usaha peternakan ayam yang dikelola oleh panti dapat berkembang dan memberikan dampak ekonomi yang positif bagi para anak asuh. Dengan adanya pendampingan dari pihak universitas, mereka berharap dapat mengelola usaha tersebut secara lebih profesional dan berkelanjutan.



Metode pembinaan yang diterapkan dalam kegiatan ini mencakup beberapa tahapan penting. Pertama, tim melakukan analisis kebutuhan untuk memahami kendala yang dihadapi oleh panti dalam menjalankan usaha peternakan ayam. Analisis ini dilakukan dengan wawancara bersama pengelola panti dan observasi lapangan, sehingga tim dapat merancang solusi yang tepat sasaran. Tahap ini bertujuan untuk memastikan bahwa pendampingan yang diberikan sesuai dengan kebutuhan dan kondisi panti.

Tahap berikutnya adalah pelatihan keterampilan teknis dalam bidang peternakan ayam, yang meliputi manajemen kandang, pemilihan pakan, serta perawatan kesehatan ayam. Tim dari Universitas Andalas memberikan materi secara langsung dan praktis agar peserta dapat memahami setiap langkah yang diperlukan dalam mengelola peternakan ayam. Dengan pelatihan ini, diharapkan para penghuni panti memiliki pengetahuan yang cukup untuk mengelola peternakan secara mandiri.

Selain pelatihan teknis, tim juga memberikan bimbingan terkait manajemen usaha, seperti pengelolaan keuangan, pemasaran, dan pencatatan hasil usaha. Bimbingan ini bertujuan agar usaha peternakan ayam di panti dapat berkembang dengan baik dan mampu memberikan kontribusi ekonomi yang signifikan bagi panti. Tim memberikan contoh-contoh konkret mengenai cara pencatatan yang rapi dan cara mengelola keuangan agar usaha tetap berjalan dengan lancar.

Dalam rangkaian kegiatan ini, mahasiswa yang terlibat juga berperan aktif dalam memberikan motivasi kepada anak-anak panti. Mereka mengadakan sesi berbagi cerita dan pengalaman, yang diharapkan dapat menjadi inspirasi bagi anak-anak untuk terus belajar dan mengembangkan diri. Kehadiran mahasiswa ini memberikan warna tersendiri dalam kegiatan pembinaan, karena mereka mampu berinteraksi dengan anak-anak panti dalam suasana yang lebih santai dan akrab.

Kegiatan ini diakhiri dengan sesi diskusi dan tanya jawab yang interaktif antara tim Universitas Andalas dan para pengurus panti. Warga panti mengajukan berbagai pertanyaan terkait usaha peternakan ayam, mulai dari masalah teknis hingga tantangan yang dihadapi dalam pemasaran. Tim dari Universitas Andalas menjawab setiap pertanyaan dengan memberikan solusi dan saran yang dapat diaplikasikan secara langsung oleh pihak panti.

Pada akhir kegiatan, dilakukan serah terima bantuan berupa peralatan pendukung untuk usaha peternakan ayam. Bantuan ini diberikan sebagai bentuk komitmen Universitas Andalas dalam mendukung keberlanjutan usaha peternakan ayam di Panti Anak Mentawai dan Yatim. Bapak H. Syafri Moesa menyampaikan terima kasih atas bantuan yang diberikan dan berharap agar kerja sama ini dapat berlanjut di masa mendatang.

Kegiatan pengabdian masyarakat ini diharapkan dapat menjadi contoh bagi institusi pendidikan lainnya untuk berkontribusi dalam pengembangan ekonomi masyarakat. Tim dari Universitas Andalas berkomitmen untuk terus memberikan dukungan kepada mitra mereka agar usaha peternakan ayam ini dapat berkembang dan memberikan dampak yang positif bagi anak-anak panti. Dengan pendampingan yang berkelanjutan, diharapkan usaha ini dapat menjadi sumber pendapatan yang stabil bagi panti.

Selain itu, tim juga berencana untuk melakukan monitoring berkala terhadap perkembangan usaha peternakan ayam di panti. Monitoring ini dilakukan untuk memastikan bahwa seluruh bantuan dan pelatihan yang diberikan dapat memberikan hasil yang optimal. Tim juga akan terus berkomunikasi dengan pihak panti untuk memberikan saran atau bantuan tambahan jika diperlukan, sehingga usaha ini dapat terus berkembang.

Ke depannya, Universitas Andalas berharap dapat memperluas program pengabdian masyarakat ini ke panti-panti lain yang membutuhkan pendampingan serupa. Dengan demikian, semakin banyak panti yang akan merasakan manfaat dari program pembinaan ini. Universitas Andalas berkomitmen untuk terus memberikan kontribusi nyata bagi masyarakat, khususnya dalam hal pemberdayaan ekonomi melalui program-program pengabdian yang relevan dan berkelanjutan.(RIO)

SOSIALISASI DAMPAK RADIASI TOWER BTS DI KELURAHAN AIE PACAH

November 12, 2024








Oleh : Baharuddin, MT

Padang, 3 November 2024 – Dalam upaya memberikan pemahaman kepada masyarakat mengenai dampak radiasi dari tower Base Transceiver Station (BTS), Departemen Teknik Elektro, Fakultas Teknik, Universitas Andalas mengadakan kegiatan sosialisasi yang bertajuk "Sosialisasi pada Masyarakat tentang Dampak Radiasi Tower BTS Operator Seluler pada Masyarakat di Kelurahan Aie Pacah Kecamatan Koto Tangah Kota Padang, 2024." Kegiatan ini dipimpin oleh Baharuddin, M.T., yang berperan sebagai inisiator dan ketua kegiatan dalam program pengabdian masyarakat ini.

Selain Baharuddin, M.T., kegiatan ini juga diikuti oleh dosen lainnya dari Departemen Teknik Elektro, yaitu Rudy Fernandez, M.T., dan Hanalde Andre, M.T. Mereka didampingi oleh mahasiswa program doktor di Teknik Elektro, yakni Zurnawita dan Firdaus, yang turut serta dalam proses penyampaian materi dan diskusi dengan masyarakat. Kehadiran mahasiswa ini diharapkan dapat menambah dinamika dalam kegiatan, serta memberikan wawasan yang lebih luas kepada warga yang hadir.


Kegiatan sosialisasi ini diadakan di Perumahan Komplek Maharani 2, yang berada di lingkungan RW 07, Kelurahan Aie Pacah. Ketua RW 07, Bapak Ujang, menyambut baik inisiatif dari pihak universitas untuk memberikan edukasi terkait dampak radiasi tower BTS. Warga dari sekitar Komplek Maharani 2, termasuk dari RW 04, turut hadir dan berpartisipasi dalam kegiatan ini. Mereka menunjukkan antusiasme yang tinggi terhadap materi yang disampaikan dan aktif bertanya untuk mendapatkan pemahaman lebih mendalam.

Metode yang digunakan dalam sosialisasi ini melibatkan beberapa tahap penting yang dirancang untuk memaksimalkan pemahaman masyarakat. Pertama, dilakukan pemaparan teori mengenai prinsip kerja tower BTS dan radiasi yang dihasilkan. Materi ini disampaikan dengan bahasa yang sederhana agar dapat dipahami oleh seluruh lapisan masyarakat, terutama mereka yang awam dengan teknologi telekomunikasi. Hal ini bertujuan agar masyarakat tidak hanya memahami dampaknya, tetapi juga mengetahui bagaimana sistem BTS bekerja.

Baharuddin MT, Dosen Fakultas Tehnik Electo, Universitas Andalas Sumatra Barat














Tahap selanjutnya adalah diskusi interaktif antara para dosen, mahasiswa, dan warga. Dalam sesi ini, warga diajak untuk mengajukan pertanyaan dan mengungkapkan kekhawatiran mereka terkait dengan keberadaan tower BTS di sekitar permukiman. Para dosen memberikan penjelasan berdasarkan data ilmiah mengenai tingkat aman radiasi BTS sesuai dengan standar yang berlaku. Penjelasan ini diharapkan dapat meredakan kekhawatiran warga dan memberikan pemahaman yang lebih mendalam.

Selain itu, tim pengabdian masyarakat Universitas Andalas juga mempersiapkan materi berupa leaflet yang berisi informasi terkait radiasi BTS. Leaflet ini berfungsi sebagai panduan bagi masyarakat untuk memahami dampak radiasi dalam kehidupan sehari-hari. Dengan adanya leaflet, warga diharapkan dapat membaca kembali informasi yang diberikan kapan pun dibutuhkan, sehingga pemahaman mereka terhadap materi dapat lebih kuat dan bertahan dalam jangka waktu yang lama.

Kegiatan ini juga diakhiri dengan sesi tanya jawab yang dipandu oleh mahasiswa doktoral, Zurnawita dan Firdaus. Kedua mahasiswa ini memiliki peran penting dalam menjelaskan aspek-aspek teknis yang mungkin sulit dipahami oleh masyarakat awam. Mereka memberikan contoh konkret yang mudah dicerna oleh warga, seperti pengaruh radiasi dalam kehidupan sehari-hari dan cara-cara yang dapat dilakukan untuk meminimalkan risiko kesehatan.

Di samping sosialisasi langsung, tim pengabdian juga mengadakan simulasi pengukuran radiasi di sekitar tower BTS. Dalam simulasi ini, warga diajak untuk melihat bagaimana alat pengukur radiasi bekerja dan menginterpretasikan hasil pengukuran tersebut. Metode ini memberikan pengalaman langsung kepada warga tentang kondisi sebenarnya dari radiasi yang dihasilkan oleh tower BTS, sehingga mereka dapat merasakan sendiri apakah kadar radiasi berada pada batas aman.

Sebagai langkah lanjutan, tim dari Universitas Andalas berencana untuk melakukan monitoring berkala terhadap kadar radiasi di sekitar lokasi tower BTS. Monitoring ini bertujuan untuk memastikan bahwa kadar radiasi tetap berada dalam batas aman dan tidak melebihi standar yang telah ditetapkan. Warga juga diajak untuk berpartisipasi dalam kegiatan monitoring ini agar mereka merasa lebih tenang dan tidak merasa khawatir dengan keberadaan tower BTS di lingkungan mereka.

Bapak Ujang selaku Ketua RW 07, menyampaikan apresiasinya atas kegiatan ini dan berharap agar pihak Universitas Andalas terus memberikan pendampingan kepada masyarakat terkait dampak teknologi telekomunikasi. Beliau mengungkapkan bahwa kegiatan sosialisasi ini sangat bermanfaat bagi warga, khususnya dalam memahami isu-isu yang berkaitan dengan kesehatan dan keamanan. Warga merasa lebih tenang dan memiliki pengetahuan yang cukup untuk menyikapi keberadaan tower BTS di lingkungan mereka.


Penulis: Baharuddin, M.T.

Dosen Teknik Elektro

Fakultas Teknik 

Universitas Andalas

Menurut Romo Kefas Pewarna Indonesia Jawa Barat Akan Mendukung Calon yang Sesuai dengan DNA Pewarna Pada Pilkada 2024

Juli 13, 2024

Jakarta,- Diskusi interaktif yang di gelar Pewarna Indonesia yang bertajuk "Pengaruh Era Digitalisasi Dalam Tataran Masyarakat" diselenggarakan di Gedung PGI di jakarta  dengan narasumber Nico Siahaan, anggota Komisi I DPR RI dari Fraksi PDI Perjuangan, hadir juga sebagai pembicara Beny Lumy dari Komisi Integrasi Persekutuan Gereja-gereja Indonesia berjalan dalam suasana hangat dan penuh ke akraban.


Dalam Diskusi tersebut di hadiri oleh para Jurnalis Pewarna Indonesia dari berbagai Media, terlihat juga hadir Kefas Hervin Devananda,S.Th.M.Pd.K alias Romo Kefas Ketua PD Pewarna Indonesi Propinsi Jawa Barat,acara yang dikemas cukup menarik membuat suasana diskusi lebih santai dan penuh kekeluargaan, Setelah usai acara awak media berhasil mewawancara Romo Kefas seputar pilkada Serempak yang di laksanakan di Kota/Kab dan Jawa Barat Sendiri, Pria yang dikenal murah senyum ini mengatakan bahwa Pewarna Indonesia Propinsi Jawa Barat akan ikut dalam mewarnai dinamika pilkada yang akan di selenggarakan oleh beberapa daerah di jawa Barat terlebih untuk Propinsi Jawa Barat,Ujarnya.


Dan sesuai arahan Ketua Umum Bapak Yusuf Mujiono kepada kami sebagai Ketua PD Pewarna Indonesia Propinsi Jawa Barat, bahwa Pewarna mendukung siapapun Calon-calon pemimpin yang sesuai dengan semangat perjuangan Pewarna Indonesia, itu yang sempat dibicarakan kepada saya tadi jelas Ayah dari satu Putra ini.


Jadi arahan ketua Umum jelas bahwa Pewarna akan memberikan dukungan kepada calon pemimpin daerah yang sesuai dengan semangat dan DNA Pewarna Indonesia.


Ketika ditanya dengan Awak media tentang dukungan Pewarna Indonesia dalam pilkada Jawa Barat, dan beberapa kota dan kabupaten yang ada di Jawa Barat, dengan tersenyum Romo Kefas mengatakan ya semua Indah pada WaktuNya nanti, dan mulai besok (13/07) kami akan membentuk Tim - tim kerja untuk terjun dan berkomunikasi dengan para mitra kerja pewarna dan para tokoh - tokoh rohaniawan untuk berkomunikasi meminta masukan dan saran agar pewarna dapat mendukung salah satu Bakal calon yang sesuai dengan DNA Pewarna Indonesia.(*/Red) 

Sopir Truk Terhadap Pungli Jalanan: Kami Muak! Kemana Satgas Saber Pungli?

Desember 23, 2023


Jakarta, -- FKPN adalah sebuah Forum Komunitas Pengemudi Nusantara, organisasi swadaya para sopir truk untuk memayungi ribuan komunitas para pengemudi di berbagai daerah. Di Jawa Barat saja komunitas para sopir truk ini ada sekitar 500 lebih. Kalau di seluruh Indonesia bisa ribuan atau bahkan belasan ribu jumlahnya. 


Menurut Darmizal, Ketua Umum ReJo (Relawan Jokowi) bersama Munawar Fuad kader Partai Solidaritas Indonesia yang mengorganisir acara “Stop Pungli, Berani?” di Kawasan Lippo Cikarang, Kamis 21 Desember 2023 ini, jumlah para sopir truk di seantero Nusantara mencapai 5,9 juta orang. 


Peran para sopir truk ini sungguh penting. Mereka laksana aliran darah dalam tubuh manusia yang membawa daya hidup ke seluruh tubuh. Merekalah yang berjibaku di jalanan setiap hari, dari pagi, siang, sore bahkan sampai malam dan ketemu subuh lagi. 


Tapi ada satu keluhan mereka: pungutan liar alias pungli di sepanjang perjalan mereka mencari nafkah. Ini keluhan yang sudah menahun. Padahal Presiden Joko Widodo pernah mengeluarkan Peraturan Presiden (Perpres) Nomor 87 Tahun 2016 tentang Satuan Tugas Sapu Bersih Pungutan Liar (Satgas Saber Pungli). 


Pungli di jalanan ini urusan “uang kecil”, tapi menjengkelkan sekali. Dan secara akumulatif kalau dijumlahkan jadi besar. Ini jelas faktor signifikan pada ongkos logistik yang tinggi secara nasional. 


Karena kerjaannya mengurus “uang receh” yang berceceran di jalan raya, Satgas Saber Pungli seperti kehilangan rohnya, dan sampai sekarang entah bagaimana kiprahnya. Mati angin. 


Franky Sibarani, Ketua Komite Tetap Perdagangan Dalam Negeri KADIN Indonesia, pada Oktober tahun 2023 ini mencontohkan distribusi barang dari Jakarta ke Lampung misalnya, biayanya Rp 3 juta per container, itu sudah termasuk ongkos pungli sebesar 15% selama perjalanan. Pelaku punglinya ada 2 jenis, yang berseragam dan tidak. 


Sementara itu, Tutum Rahanta, Wakil Ketua Umum Asosiasi Pengusaha Ritel Indonesia (Aprindo) bilang untuk mengirim barang dari Jakarta ke Cirebon itu setidaknya harus melewati 10-15 pos pungli! Bahkan preman-preman yang minta setoran itu menjalankan aksinya tidak jauh dari kantor polisi. Ini khan gila! kok dibiarkan?


Per definisi, pungli termasuk korupsi. Memang skalanya saat kejadian (kegiatan pungli) itu dilakukan tidak sampai miliaran (atau bahkan tidak sampai triliunan seperti korupsi BTS itu) tapi secara akumulatif membuat ongkos logistik kita jadi tinggi (sekitar 23,5% dari PDB). 


Berdasarkan catatan Lembaga Nasional Single Window (LNSW), biaya logistik di Indonesia mencapai 23,5% dari PDB. Angka ini lebih tinggi dibandingkan dengan Jepang yang hanya 8%. Atau dengan Taiwan yang cuma 9%, di Malaysia cuma 13%, China 14%, dan Thailand yang 15%.


Memang biaya logistik itu banyak faktornya. Selain pungli, ketersediaan infrastruktur jalan tentu menjadi faktor utama. Yang repot memang kalau pungli dilakukan di wilayah yang infrastruktur jalannya buruk, lalu dipungli pula sepanjang jalan rusak itu. 


Menurut Menkeu Sri Mulyani, pemerintahan era Jokowi pada delapan tahun terakhir sudah menggelontorkan Rp 2.779,9 triliun untuk membangun infrastruktur. Ini kebijakan mendasar untuk juga menekan ongkos logistik. 


Pendeknya, semua komponen bangsa mesti kompak bekerjasama bahu-membahu melancarkan sumbatan-sumbatan transportasi (logistik) yang ada. Tidak cukup sekedar mengumpat dan mengeluh. 


Karena itulah Kaesang Pangarep, Ketua Umum Partai Solidaritas Indonesia dalam kapasitasnya sebagai pembina di FKPN kembali menggiatkan kegiatan “Stop Pungli, Berani?”. 


Bersama-sama puluhan sopir truk yang hadir, mereka menempelkan stiker “Stop Pungli, Berani?” dari PSI, sekaligus mengaktifkan nomor telepon aduan jika ada pungutan liar di jalanan. 


Sebuah upaya kecil yang memberi harapan (dari pada cuma mengeluh), sambil menanti bangkitnya Satgas Saber Pungli untuk unjuk gigi kembali.


Oleh : Andre Vincent Wenas MM,MBA., Direktur Eksekutif, Lembaga Kajian Strategis PERSPEKTIF (LKSP), Jakarta. Kamis 21 Desember 2023.

Nasdem Batal Ikut Pemilu Gegara Makan Duit Korupsi? Bagaimana Parpol Lainnya?

Oktober 15, 2023

Oleh: Andre Vincent Wenas

Jakarta, -- Sudah dua orang menterinya dicokok KPK, bagaimana Nasib Nasdem selanjutnya? Kalau terbukti ada aliran dana korupsi itu ke partai maka bisa batal ikut pemilu, begitu konsekuensinya. 


Tapi ramai dibicarakan publik bahwa parpol atau “petugas partai” yang ikutan cawe-cawe dalam bancakan duit BTS itu bukan cuma Nasdem, tapi juga Golkar, PDIP dan Gerindra. Walahuallam. 


Lihat saja dalam BAP (Berita Acara Pemeriksaan), sempat disebut nama-nama petinggi atau “petugas partai” seperti Dito Ariotedjo (Golkar) yang sedang jadi Menpora. Lalu ada Happy Hapsoro Sukomonohadi alias Happy Hapsoro, ia suami dari Puan Maharani (Ketua PDIP). Dan Sugiono, ia petinggi atau “petugas partai” dari Gerindra.


Seru memang, gara-gara Muhammad Yusrizki Muliawan yang “cuma” menjabat dirut PT Basis Utama Prima atau Basis Investment, dimana publik Indonesia tahu sama tahu bahwa banyak jabatan dirut itu cuma “boneka stromboli”. Dalang sesungguhnya adalah sang pemilik mayoritas perusahaan, dan Happy Hapsoro-lah pemilik mayoritasnya. 


Tapi aneh, nama Happy Hapsoro tidak tidak masuk dalam daftar orang yang mesti dipanggil Kejaksaan atau KPK atau Kepolisian untuk dimintai keterangan. Bagaimana duduk persoalan yang sebenarnya? Tapi malah terkesan “lari atau dilarikan dari persoalan”, bukannya menjelaskan “duduk persoalan sebenarnya” terhadap kasus yang melibatkan perusahaannya. Padahal mark-up-nya diduga sekian ratus persen. 


Soal “lari” atau “dilarikan” dari persoalan korupsi berjamaah ini tergantung dari apakah kamu punya “kedudukan”. Begitu gosipnya. Entahlah. 


Mega korupsi BTS di Kominfo ini memang bukan ulah beberapa gelintir koruptor yang sudah tertangkap. Diduga kuat ini adalah pesta pora para maling uang rakyat secara beramai-ramai. Dalam istilah yang berbau religius ini “korupsinya berjamaah”. Sebuah istilah yang baru dibuat beberapa tahun terakhir ini, dan sangat berbau “contradictio in terminis”. 


Terbaca dalam dakwaan kasus korupsi dan tindak pidana pencucian uang (TPPU) kasus pembangunan serta penyediaan infrastruktur BTS 4G Bakti Kemenkominfo 2020-2022. Ini kasus yang mestinya dikawal ketat oleh publik. 


Para terdakwa sudah mengaku terang-terangan kemana duit korupsi itu mengalir dan untuk apa. Beberapa ratus miliar dialirkan demi meredam kasus ini agar jangan sampai naik ke pengadilan dan jadi sorotan publik. Semua instansi dan oknum yang disebut itu mestinya dihadirkan untuk didengar kesaksiannya. 


Komisi Satu di DPR ternyata tutup mulut semua. Sampai artikel ini ditulis mereka semua masih puasa bicara soal korupsi BTS ini. Anggota Komisi Satu itu semua parpol yang sekarang ada di parlemen: PDIP, Gerindra, Golkar, Nasdem, Demokrat, PAN, PKS, PKB, PPP. Semua diam, semua bisu. 


Mengherankan memang. Apakah ini suatu konspirasi? Padahal Komisi Satu paling bertanggungjawab terhadap kinerja Kominfo. Padahal tokoh-tokoh yang terkenal vokal ada di Komisi Satu ini. 


Ada Adian Napitupulu (PDIP), Utut Adianto (PDIP), Puan Maharani (PDIP), Meutya Hafid (Golkar), Nurul Arifin (Golkar), Dave Akbarshah Fikarno atau yang akrab dipanggil Dave Laksono (Golkar), Lodewijk Paulus (Golkar), Fadli Zon (Gerindra), Prananda Surya Paloh (Nasdem), M.Farhan (Nasdem), Muhaimin Iskandar (PKB), Sjarifuddin Hasan (Demokrat) dan Ahmad Syaikhu (PKS). 


Mereka semua bungkam karena sungkan dengan teman separtainya yang korup, atau malah ikut-ikutan dalam skema bancakan. Ini jadi pertanyaan. 


Mereka kabarnya bakal ikut dalam pileg 2024, apakah bakal kita pilih lagi?



Jakarta, Sabtu 14 Oktober 2023

*Andre Vincent Wenas*,MM,MBA. Direktur Eksekutif, Lembaga Kajian Strategis PERSPEKTIF (LKSP), Jakarta.

Formulir Kontak

Nama

Email *

Pesan *