PAPUA, - Bagaimana KKB membawa diri mereka dan pengikutnya ke titik di mana empati mereka terhadap korban hilang. Seiring waktu, Papua semakin sakit dan gagal untuk sejahtera karena tindakan Kelompok Kriminal Bersenjata (KKB) membakar sebuah bangunan Sekolah Dasar (SD) Inpres Pogapa di Intan Jaya, Papua Tengah, yang mungkin menjadi terbiasa menimbulkan rasa sakit, tanpa mengakui kemanusiaan karena aksi itu dilakukan usai menembak mati seorang warga sipil asal Toraja. Ini adalah kesalahan moral KKB yang serius dengan mengesampingkan orang lain, untuk menggunakan cara-cara yang secara moral tidak dapat diterima, menggunakan kekerasan, pembunuhan, pembakaran, intimidasi untuk mencapai tujuan penderitaan orang lain adalah berbahaya.
KKB menunjukkan kekejamannya secara terang-terangan untuk merendahkan kemanusiaan sampai melakukan pembunuhan. Pembakaran itu terjadi di Kampung Pogapa Distrik Homeyo, Kabupaten Intan Jaya, sekitar pukul 08.00 WIT pagi. Lokasi pembakaran berdekatan dengan lokasi penembakan warga sipil bernama Alexsander Parapak (20) pada Selasa (30/4) kemarin. Bahkan KKB tidak memanusiakan musuh-musuhnya yang sudah tewas masih ditebas menggunakan senjata tajam, membahayakan penduduk sipil yang tidak bersalah.
"Pembakaran gedung bangunan SD Inpres Pogapa dilakukan oleh KKB atau OPM wilayah Homeyo dan dalam aksi tersebut juga terdengar bunyi letusan senjata api laras panjang dari kelompok KKB tersebut," kata Kasatgas Humas Ops Damai Cartenz-2024 Bayu Suseno, Rabu (1/5/2024).
Bayu menuturkan aksi pembakaran gedung sekolah dan penyerangan Mapolsek Homeyo dilakukan oleh OPM wilayah Homeyo, Intan Jaya Kodap VIII Kemabu, pimpinan Undius Kogoya dan Aibon Kogoya.
Respons Kapolda Papua
Kelompok kriminal bersenjata (KKB) Keni Tipagau dari Kodap VIII Kemabu, pimpinan Undius Kogoya dan Aibon Kogoya yang diduga melakukan pembakaran terhadap SD Negeri Inpres Pogapa, Kabupaten Intan Jaya direspons Kapolda Papua. Menurut Kapolda Papua, Irjen Pol Mathius D. Fakhiri, pihaknya sudah berkoordinasi dengan TNI untuk membantu alat transportasi berupa helikopter.
"Kami sudah melakukan rapat intens dengan Kaskogab untuk menyiapkan helikopter untuk penguatan keamanan," kata Kapolda Fakhiri kepada wartawan, Rabu (1/5/2024) malam.
Kapolda Fakhiri pun menyayangkan aksi yang dilakukan KKB dengan membakar fasilitas pendidikan di Intan Jaya. "Sekolah, Puskesmas jangan dibakar. Kalau fasilitas ini dirusak atau dibakar, bagaimana masyarakat Papua mau pintar, sehat," tanya Kapolda Fakhiri.
Untuk itu, dirinya meminta kepada warga Papua yang ada di Intan Jaya untuk membantu pihak keamanan untuk mengusir KKB dari wilayah tersebut agar tidak melakukan kekerasan atau pembakaran fasilitas umum. "Saya tidak mau berburuk sangka karena mungkin warga terintimidasi sehingga mereka membantu KKB dalam melakukan aksinya," tukasnya.
Situasi ini, dijelaskan De Mantap bahwa ketika KKB menyebarkan kejahatan lebih lanjut, dan kejahatan karenanya berkembang biak, maka kita juga harus mengembangkan respons yang efektif untuk menghilangkan kejahatan. Ini adalah sesuatu yang harus diselesaikan jika kita bertujuan untuk berhasil melawan OPM. Ini bukan hanya perang psikologis dan spiritual, semua terinformasi, menganalisis metode KKB, termasuk keluhan, menyebarkan ketakutan, menakuti-nakuti korban dalam arti fisik. Dengan demikian, memerangi KKB juga mengharuskan tindakan dan reaksi kita berperan untuk menghadapi. (*)